Desa Kemadulor

Tradisi Nyadran menjadi kegiatan sosial spiritual yang merupakan momen bagi masyarakat Desa Kemadulor khususnya dan masyarakat Jawa pada umumnya, yang masih eksis sampai sekarang. Perayaan ini menjadi katalis untuk memperkuat silatuhrami antar keluarga  dan hubungan kekerabatan antarwarga. Pergelaran ritual nyadran atau sadranan dilaksanakan satu kali setahun, yaitu pada bulan Muharram atau bulan Suro pada penanggalan Jawa.

Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa membersihkan makam leluhur, nyekar (tabur bunga), dan puncaknya berupa kenduri selamatan / berdoa di makam leluhur. Di Desa Kemadulor sendiri biasanya membuat satu tumpeng untuk kemudian dibagikan kepada warga yang ikut bersih makam. Dan disiang harinya, biasanya bakda dzuhur akan dilaksanakan kenduri lagi dirumah salah satu warga. Warga Desa Kemadulor datang kenduri dengan membawa nasi dengan wadah cething, untuk kemudian dikumpulkan dan nantinya akan diisi dengan daging kambing yang sudah dimasak bersama-sama oleh warga desa.

Selain sebagai upaya memperkuat silaturahmi,nyadran juga dijadikan sebagai sarana guna melestarikan budaya gotong royong sekaligus upaya untuk menjaga keharmonisan masyarakat. Selain itu, dengan mendoakan leluhur yang sudah meninggal bisa mengingatkan diri bahwa semua manusia pada akhirnya akan mengalami kematian. Dan tentunya kita juga harus mempersiapkan bekal sebelum menuju alam akhirat kelak. Diantaranya yaitu dengan selalu menerapkan nilai-nilai anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggungjawab, sederhana, kerja keras, berani dan adil.

Link video bersih makam dan doa bersama

https://drive.google.com/drive/folders/12ujS3ac9YW_uJo-rcYpGNZDWzZIxgDRf

https://drive.google.com/drive/folders/12ujS3ac9YW_uJo-rcYpGNZDWzZIxgDRf